Sungguh, realisasi bisnis itu sebenarnya mudah. Tinggal bagaimana kita memilih jenis bisnis sesuai dengan yang kita kehendaki, melakukan investasi seminimal mungkin namun menjalankan aksi semaksimal mungkin dan mengelola bisnis itu dengan berpedoman pada kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat terjadi pada bisnis kita.
Seyogyanya
kita tidak mudah puas dengan apa yang telah berhasil kita capai. Belajar untuk
meningkatkan keahlian kita dalam berbisnis dapat menolong kita dalam
menanggulangi kelemahan bisnis kita dan ancaman terhadap bisnis kita.
Sebelumnya
sudah kita bahas macam-macam model bisnis di sini, disini dan yang ini.
Oke kita
telah sampai ke bagian terakhir model bisnis yaitu:
MAKELAR (BROKER)
Bisnis
dengan modal paling ringan adalah menjadi makelar atau broker. Masyarakat kita familier menyebut
profesi ini sebagai perantara atau makelar. Dalam dunia perdagangan
internasional, broker ini berkembang pesat menjadi bisnis yang menguntungkan
dalam skala besar.
Bisnis ini
dapat dijalankan tanpa modal besar, hanya menjual keahlian memasarkan, kita bisa
mendapatkan komisi sesuai yang kita harapkan, dan dari sisi resiko dapat
dikatakan ringan dibandingkan dengan risiko yang harus ditanggung oleh pebisnis
yang melakukan kegiatan memproduksi.
Bisnis
broker terbagi menjadi tiga jenis:
broker kelas
teri,
broker kelas
kakap, dan
professional
broker.
Broker kelas
teri adalah makelar jual beli motor atau mobil yang nama atau nomor
handphonenya sering muncul di media massa menawarkan barang dagangannya.
Pendapatan broker kelas teri ini cukup menggiurkan. Untuk menjualkan satu unit
sepedamotor mereka bisa mendapatkan keuntungan antara Rp. 300.000,- sampai
dengan Rp. 500.000,-. Bayangkan jika seminggu sekali bisa menjualkan satu unit
motor, maka penghasilan per bulan sudah mencapai Rp. 2.000.000,-, cukup untuk
mencukupi kebutuhan keluarga sederhana.
Broker atau makelar
mobil lebih menggiurkan lagi.Sekali transaksi satu unit mobil, broker bisa
mengambil keuntungan antara Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 5.000.000,-
tergantung jenis dan kondisi mobil yang dijual. Ambillah rata-rata satu unit
mobil broker mengambil keuntungan Rp. 2.500.000,-, maka dalam sebulan ia mampu
menjual dua unit mobil saja, ia memperoleh penghasilan Rp. 5.000.000,-, sangat
cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga kelas menengah.
Broker kelas
kakap pendapatannya lebih besar lagi. Broker ini biasanya bergerak dalam bidang
jual beli properti yang harganya sampai miliaran rupiah per unitnya. Anggaplah
ia mampu menutup transaksi Rp. 1.000.000.000,-untuk penjualan tanah/rumah/ruko,
ia berhak atas komisi sebesar 2,5% dari harga jual. Berarti komisi yang masuk
ke kantongnya Rp.25.000.000,-. Semakin luas jaringan kerjanya,broker jenis ini
akan meraup keuntungan yang makin banyak.
Jika broker kelas teri dan broker kelas kakap rata-rata
beroperasi secara individual, maka professional broker beroperasi dengan
menggunakan organisasi bisnis. Lihatlah agen-agen property yang beroperasi di
Indonesia. Agen-agen property ini adalah kantornya para makelar. Cara kerja
mereka sangat professional. Pelayanannya sangat mirip dengan pelayanan
perbankan. Klien-kliennya rata-rata kalangan kelas menengah ke atas. Jika
seorang broker kelas kakap saja dapat meraup keuntungan sebesar yang
diungkapkan diatas,dapat kita bayangkan, berapa besar keuntungan yang dicetak
oleh perusahaan-perusahaan broker ini. Apalagi mereka rata-rata hanya membagi
1% dari nilai jual property kepada para agennya. Sisanya masuk ke kas
perusahaan. Perusahaan broker seperti ini biasanya beroperasi lintas negara,
memiliki database properti yang sangat lengkap, memiliki jaringan informasi
online melalui website.
Mungkinkah seorang broker dapat memiliki sebuah perusahaan
professional broker seperti ini? Sangat mungkin sekali. Apalagi jika si broker
tersebut memiliki visi jauh kedepan. Ia dapat membangun perusahaannya setahap
demi setahap.
Kekuatan (Strength)
Bagi kita yang memiliki ketrampilan menjual, bisnis ini
sangat cocok. Sebab bisnis ini hanya mengandalkan kekuatan kita dalam
memasarkan produk. Jadi bagi Anda yang saat ini berprofesi sebagai account
officer, tenaga marketing atau salesman, jangan berkecil hati. Anda memiliki
keahlian yang tidak dimilki oleh orang lain. Keahlian menjual Anda ini jika dikelola
dengan baik dapat menghasilkan bisnis professional broker yang mendatangkan
keuntungan berlipat ganda dibandingkan jika kita hanya bertahan sebagai
salesman atau tenaga marketing saja.
Kelemahan (Weakness)
Ketrampilan menjual itu harus diasah setiap saat. Jika kita
tidak pernah mau meningkatkan ketrampilan menjual kita, maka kita tidak akan
pernah bisa menjual produk yang harganya lebih mahal. Misalnya seorang broker
sepeda motor biasa tentu akan canggung jika harus menjualkan sepeda motor
gedhe. Broker mobil niaga tentu akan canggung menjualkan mobil mewah. Broker
properti kelas menengah tentu akan canggung menjualkan properti mewah.
Kecanggungan ini berubah pada kegagalan. Kelemahan seperti ini bisa
diantisipasi dengan mengasah ketrampilan kita setiap saat setingkat lebih
tinggi. Jangan mudah puas.
Peluang (Opportunity)
Bisnis broker sangat berpeluang untuk sukses. Lihatlah
disekeliling kita. Banyak sekali produsen-produsen yang menghasilkan produk
bagus namun mereka tidak dapat memasarkan atau tidak tahu bagaimana harus
memasarkan produk tersebut. Padahal disisi lain juga banyak buyer dari luar
negeri yang tidak mengenal wilayah Indonesia serta produk-produk lokal yang
berkualitas. Kita bisa menjembatani kepentingan produsen lokal dan buyer ini
dengan menjadi profesional broker. Modalnya hanya negosiasi dengan buyer untuk
mendapatkan harga beli yang pantas.
Ancaman (Treat)
Profesional broker adalah produk jasa. Produk
jasa biasanya rentan terhadap masalah ketidakprofesionalan. Jika kita bekerja
suka menyimpang, misalnya banyak melanggar deadline, dapat dipastikan buyer
akan kapok bekerjasama dengan kita dan membuat mereka lari ke broker lain yang
lebih professional. Waspadai broker-broker lain yang memiliki keunggulan
teknologi informasi dan kinerja yang baik.
Kebutuhan Modal Finansial
Bisnis ini sangat minim modal finansial.
Untuk menjadi broker pertama kali kita bahkan hanya perlu mengeluarkan biaya
bensin saja untuk pergi ke tempat orang yang akan menjualkan produk dan pergi
ketempat orang yang akan membeli produk. Biaya lain yang diperlukan mungkin
hanya biaya pulsa handphone. Jika kita bekerjasama dengan buyer dari luar
negeri, yang kita perlukan saat awal memulai usaha ini hanyalah biaya sewa
warnet untuk menulis email.
0 komentar:
Posting Komentar